Rumahku Pesantren Anakku

Aku melihat orang-orang seperti Pak Royan, dai yang kukenal di masjid ar riyadd, adalah orang yang memiliki wawasan dan hikmah yang tinggi terhadap pengamalan agama islam, dulu waktu masih kuliah pernah membaca di suatu kitab, bahwa hikmah itu hanya keluar dari mulut orang yang takut kepada Allah.

Betapa beliau sangat memahami tentang hakikat pentingnya wanita mendidik anak-anaknya sendiri, tanpa diserahi ke pembantu.Bahwa wanita inilah yang akan menjadi guru pertama di "pesantren" yang namanya rumah. Pendidikan agama dan pengamalan agama pertama kali akan didapat oleh anak dari rumah. Dulu aku pernah berjumpa dengan seorang anak muda yang aku anggap baik agamanya, yang terlihat dari keaktifannya dalam jemaah, kemudian kedalaman ilmunya dalam muzakarah-muzakarah.

Suatu waktu aku berkesempatan berkunjung ke daerah kosannya, dan aku melihat betapa dia berhasil menjalin hubungan baik dengan sesama muslim, dengan jemaah masjid, dengan bapak-bapak yang menaruh hormat pada dirinya. Kekagumanku, betapa seorang yang masih sangat muda, bisa menjalani hidup penuh kedewasaan karena hasil pengamalannya terhadap agama. Dia bahkan didaulat untuk menjadi imam sholat jumat di mesjidnya itu, dan aku berasumsi tentulah hal ini sudah menjadi kebiasaan rutin baginya untuk menjadi imam sholat berjemaah dimasjid itu. Akhirnya kusempatkan jua bertanya kepadanya, dimana dia belajar membaca Al-Quran? dan dijawabnya dari gurunya yaitu orang tuanya sendiri. Subhanallah.la

Aku membayangkan masa depan umat ini, yang sebenarnya telah dicontohkan oleh generasi awal, yaitu generasi terbaik pada zaman Rasulullah SAW bersama Sahabatnya. Rumah-rumah orang muslim akan menjadi basis tarbiyah ummat, orang tua yang memiliki pengamalan agama yang baik dan ilmu yang mumpuni akan mendidik anak-anaknya sendiri, dan melahirkan pribadi-pribadi yang unggul sebagaimana sahabat Abu Bakar , Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abhi Thalib, dan sahabat-sahabat lainnya.

Comments

Popular Posts