Mengetuk Hati

Pertama

“Bayangkanlah
saat kematian, renungkan dalam-dalam getirnya penyesalan yang begitu
menggunung. Saya tak menyatakan, ‘Kemanakah semua kelezatan?’ Oleh
karena manisnya kelezatan telah berubah menjadi kegetiran, yang tersisa
kini adalah kepahitan asa yang tiada terkira. Tidakkah Anda melihat
akibat dari apa yang Anda kerjakan? Yang waspada akan selamat, maka
janganlah Anda terseret oleh nafsu yang akan membuat Anda menyesal.”



Saat
Allah memanggil Anda untuk shalat, bersegeralah shalat. Sesungguhnya
semua yang Anda lakukan akan kembali pada diri Anda sendiri. Anda tidak
mengetahui kapan ajal akan menjemput Anda. Sekarang, Anda dituntut oleh
kesadaran Anda sendiri agar Anda bersegera dalam memenuhi
panggilan-Nya. 



Sedetik
waktu yang Anda gunakan akan kembali pada diri Anda. Hitungan amal
bukanlah hitungan hari, bulan, apalagi tahun, tetapi hitungan detik
atau setiap desahan nafas Anda. Jika detik-detik yang Anda lalui Anda
isi dengan amal shalih, kelak amal itu akan menjumpai Anda dalam bentuk
kenikmatan. Sebaliknya jika detik-detik yang Anda lalui Anda isi dengan
amal buruk, amal itu kelak akan datang menemui Anda dalam bentuk
siksaan. 



Segeralah
beramal sebelum ajal datang menjemput Anda. Tiada guna lagi tangisan
penyesalan jika kematian sudah di ambang pintu. Karena segalanya sudah
berakhir, kelezatan telah berubah menjadi kegetiran. Yang semula banyak
tertawa menjadi sedih karena melihat hasil dari dosa-dosanya. Yang kaya
berubah menjadi miskin karena amalnya dihabiskan oleh kesalahannya
sendiri.



Para
pendosa kelak akan mendapat siksa yang abadi, tak ada kebahagiaan
sedikit pun di dalamnya. Sedangkan bagi orang-orang yang beramal,
mereka mendapatkan kenikmatan yang sangat melimpah. Semua ini adalah
anugerah karena mereka beramal, sabar, dan yakin dengan adanya alam
akhirat. 



Sesungguhnya
semua kelezatan di dunia ini tak bisa dibandingkan dengan kelezatan di
akhirat nanti. Bahkan semua kelezatan di dunia jika dikumpulkan menjadi
satu tetap saja tidak dapat disetarakan dengan satu saja kenikmatan di
surga. Begitupun dengan penderitaan di dunia tidak bisa dibandingkan
dengan kenikmatan di akhirat. Bahkan semua penderitaan di dunia jika
dikumpulkan menjadi satu tetap saja tidak dapat disetarakan dengan satu
saja penderitaan di akhirat. Diriwayatkan bahwa jika seorang bidadari
meludahi dunia, niscaya dunia akan mewangi seluruhnya. 



Gambaran
surga dan neraka yang selama ini kita ketahui melebihi gambaran surga
dan neraka sebenarnya. Allah memberikan penjelasan tentang surga dan
neraka sesuai dengan kemampuan akal manusia. Bahwa surga itu indah, ada
sungai-sungai, begini dan begitu. Itu tidak lain agar manusia berusaha
menggapainya. Namun pada dasarnya surga itu lebih dari gambaran itu.



Jika
ada penghuni neraka yang menginginkan kembali ke dunia untuk beramal,
itu menunjukkan siksa neraka sangat menyakitkan, yang tak bisa
dilukiskan lewat kata-kata. Sebaliknya, jika ada penghuni surga
mengatakan ingin kembali ke dunia untuk beramal atau seorang syahid
yang ingin merasakan lagi mati syahid terus secara berulang-ulang, itu
menunjukkan betapa besarnya kenikmatan yang telah mereka peroleh, tak
bisa diukur dan dibandingkan dengan kenikmatan di dunia.



“Dan
jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu
mereka berkata: ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak
mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang
beriman’, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka
dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke
dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang
mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.”
(QS. al-An’am [6]: 28).



Para mufasir menjelaskan makna ayat ini, yaitu:
mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk
beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata-mata diucapkan karena
melihat kedahsyatan neraka.



Kedua

“Kejadian
yang menimpa seseorang di masa depan, jelas menggambarkan proses masa
lalunya. Anda tidak akan pernah terlepas dari dua perkara: berbuat
maksiat atau berlaku taat kepada Allah. Dimanakah kemudian kelezatan
maksiat Anda? Dimanakah pula jerih payah taat Anda? Tak mungkin semua
itu berlalu begitu saja. Tak juga dosa-dosa ketika selesai dikerjakan
hilang tanpa bekas.”



Ya,
semua yang kita lakukan tidak mungkin berlalu begitu saja. Semuanya
ibarat tapak-tapak sejarah yang tak pernah bisa terhapuskan begitu
saja. Kelakuan Anda pada hari ini, baik maupun buruk, akan membekas di
kemudian hari. Setiap kebaikan yang Anda lakukan akan memberikan
kebaikan pula. Sebaliknya, setiap keburukan yang Anda lakukan juga akan
memberikan keburukan pada diri Anda. “Famay ya’mal mitsqala dzarratin khayray yarah. Wamay ya’mal mitsqala dzarratin sarray yarah.”
Kebaikan atau keburukan yang Anda lakukan sekecil apa pun, niscaya akan
dibalas-Nya. Inilah keadilan Allah yang ditunjukkan kepada
hamba-hamba-Nya.



Lakukanlah
kebaikan pada detik ini, niscaya Anda akan memperoleh kebaikan pada
detik berikutnya. Sesungguhnya kejadian yang menimpa seseorang di masa
depan, jelas menggambarkan proses masa lalunya. Janganlah Anda melihat
kesuksesan seseorang hanya ketika orang itu sukses, tetapi lihatlah
masa lalunya, pasti telah di isi dengan perjuangan dan ketekunan yang
luar biasa. Jika Anda hanya melihat pada saat orang itu meraih sukses
saja, Anda akan hancur! Anda hanya bisa mengangankannya, seandainya
Anda bisa sukses seperti dia.



Allah
tidak mungkin melepaskan begitu saja hamba-hamba-Nya yang beriman dan
membiarkan begitu saja penderitaan menimpa mereka. Allah akan
menyelamatkan mereka, mencintai mereka, mengabulkan permohonan mereka,
dan memberikan mereka pertolongan dan kemenangan. Dahulu, orang-orang
mukmin disiksa dan dihina, sehingga mereka terpaksa berhijrah dari
tanah kelahiran mereka sendiri (Makkah). Namun dalam selang waktu yang
tak begitu lama, Makkah berhasil mereka bebaskan dan mereka ambil alih
dari cengkraman kafir Quraisy.  Allah Swt.
berfirman, “Sesungguhnya siapa yang benar-benar bertakwa kepada Allah
dan bersabar; Allah sungguh tidak menyia-nyiakan amalan orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Yusuf [12]: 90).



Dan
juga Allah tak kan melepaskan begitu saja hamba-hamba-Nya yang durhaka
kepada-Nya. Mereka tidak hanya mendapat balasannya di akhirat saja,
tetapi juga di dunia. Allah telah menunjukkannya pada banyak kisah dan
kejadian yang tak terhitung jumlahnya. Hal ini menunjukkan keagungan
dan kebesaran-Nya.



Ganjaran
yang sangat ajaib di dunia adalah seperti apa yang terjadi pada
saudara-saudara Nabi Yusuf. Dahulu, tangan-tangan mereka menyiksa Yusuf
yang kemudian dibeli oleh orang Mesir. Akan tetapi, pada masa
berikutnya, tangan-tangan merekalah yang justru meminta-minta makanan,
sebagaimana dikisahkan dalam firman Allah di dalam al-Quran,
“Bersedekahlah kepada kami.” (QS. Yusuf [12]: 88). 



Takutlah
Anda terhadap balasan atas perbuatan maksiat Anda, karena balasan itu
datang dengan sangat cepat dan memporak-porandakan diri Anda, sehingga
yang tersisa kemudian hanya tangis penyesalan. 



Ketiga

“Siapa
yang melihat akhir suatu perkara di awal langkahnya, dengan mata
hatinya, kelak akan beroleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya
dan akan selamat dari akibat buruknya. Barangsiapa yang tidak waspada
dan hanya menuruti perasaanya, ia akan menderita akibat perbuatannya
dan tak akan mencapai kebahagiaan. Ia tak akan pernah tentram dalam
menjalani hidupnya.”



Seorang
mukmin akan bertanya terlebih dahulu tentang apa yang akan ia kerjakan,
apakah baik atau tidak, diridhai-Nya atau tidak. Berpikir baik-buruk
adalah bagian dari ketaatan, sebagaimana niat yang melandasi setiap
amal usaha.  



Berpikir
baik-buruk adalah berpikir jauh ke depan. Jika Anda marah pada
seseorang, sesungguhnya akibat kemarahan itu akan kembali pada diri
Anda sendiri. Menurut hasil penelitian, kemarahan dapat memberikan efek
negatif pada diri seseorang, apalagi jika dilakukan terus-menerus.
Padahal jika Anda bersabar, Anda akan merasakan bahwa akibat dari
kesabaran jauh lebih nikmat dibanding akibat dari melampiaskan
kemarahan. 



Janganlah
Anda menuruti perasaan Anda, tetapi ikutilah petunjuk akal sehat Anda.
Sebelum mengambil keputusan, renungkanlah dulu masak-masak,
baik-buruknya. Waspadalah dengan akibat buruk jika Anda berbuat buruk.
Jauhilah kemaksiatan karena hanya akan menyengsarakan Anda. Barangsiapa
yang selalu mengikuti keinginan hawa nafsunya, ia akan diperalat oleh
hawa nafsunya. Ia tak akan mencapai kebahagiaan. Akhir hidupnya hanya
kesengsaraan dan kesedihan.  



Keempat

“Barangsiapa
yang berpikir dalam-dalam dan seksama tentang akhir kehidupan dunia, ia
akan senantiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya
jalan yang akan ditempuh, maka ia akan menyiapkan bekal sebaik-baiknya.
Alangkah anehnya manusia yang yakin akan sesuatu, namun ia melupakannya
dan betapa anehnya mereka yang mengetahui bahaya sesuatu, namun ia juga
menutup mata!”



Sesungguhnya
kematian adalah batas akhir dari semua amal yang kita lakukan. Sesudah
itu adalah masa perhitungan amal. Jika timbangan kebaikan lebih berat
daripada timbangan kejahatan, maka kita akan masuk surga. Namun jika
timbangan kejahatannya lebih berat, kita akan masuk neraka. Oleh karena
itu, persiapkan diri Anda untuk menyambut masa perhitungan itu dengan
memperbanyak amal shalih mulai dari sekarang.



Sesungguhnya
kita di dunia ini seperti petani yang sedang bercocok tanam, dan alam
akhirat adalah tempat memanen semua yang telah kita tanam. Berbekallah,
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Jangan sampai kesempatan
Anda yang sesaat ini Anda sia-siakan dengan angan-angan dan amal yang
tak bermanfaat. 



Bertanyalah
dalam hati setelah Anda bangun tidur, apakah yang telah saya lakukan
kemarin? Apakah benar-benar bermanfaat bagi dunia dan akhirat saya?
Sudahkah saya menyiapkan perbekalan untuk menghadapi perjalanan yang
panjang? Setelah itu, bertekadlah dalam hati bahwa diri Anda harus
banyak beramal pada hari ini dan Anda harus lebih baik dari hari
sebelumnya. Berjuanglah hingga titik darah penghabisan. 



Dikisahkan
ada beberapa orang yang berkunjung ke rumah Imam Ibnu al-Jauzy untuk
membicarakan hal-hal yang kurang berarti, Imam Ibnu al-Jauzy tetap
melayani mereka namun tangannya sambil menyerut pensil untuk menulis.
Beliau telah menulis banyak sekali kitab. Menurut cucunya, kitab yang
telah dia tulis sebanyak 250 judul. Dan satu judul buku ada yang
mencapai sepuluh jilid!



Jika
ada dalam diri Anda rasa malas, berdoalah kepada Allah, mohon kekuatan
dari-Nya untuk bisa terus beramal. Jangan Anda sia-siakan waktu Anda
sekejap pun. Jangan biarkan ada waktu luang dalam hidup Anda. Jika Anda
telah menyelesaikan satu pekerjaan, beralihlah pada pekerjaan
berikutnya. Begitupun seterusnya dalam hidup Anda. Sesungguhnya dunia
ini tempat kita bekerja, sedangkan tempat peristirahatan kita adalah
akhirat. Jika Anda merasa jenuh, Anda harus mengantisipasinya segera,
yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang variatif. Jika Anda
lelah, beristirahatlah. Istirahat itu adalah ibadah karena Anda
berniat, dengan istirahat tubuh Anda menjadi segar bugar dan ibadah pun
dilakukan dengan khusyu dan benar.



Sesungguhnya
manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih,
serta saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran

Comments

Popular Posts